PELITANEWS.CO - Belum lama ini viral curhatan seorang guru SMP Negeri 1 Way Seputih Lampung Tengah yang mengaku dimutasi sejauh 100 kilomet...
PELITANEWS.CO - Belum lama ini viral curhatan seorang guru SMP Negeri 1 Way Seputih Lampung Tengah yang mengaku dimutasi sejauh 100 kilometer (Km) dari rumahnya. Guru perempuan bernama Musriyatun itu menangis mengadu ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena merasa terzalimi.
Ia menduga pemindahan dirinya ke SMP Negeri 1 Selagai Lingga, Lamteng gara-gara tak penuhi undangan camat.
"Saya mendapat surat keputusan harus pindah ke SMPN 1 Selagai Lingga yang jarak tempuhnya 100 kilo dari rumah. Saya hanya perempuan pak. Saya selama ini tidak pernah menyalahi dinas saya. Apapun saya lakukan sesuai peraturan yang ada," ungkapnya sembari menangis dalam video yang dilihat di akun Instagram @unikinfo_id, Jumat (10/3/2023).
Konfirmasi Camat Way Seputih
Menanggapi curhatan tersebut, Camat Way Seputih, Sahroni buka suara. Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan guru Musriyatun harus dimutasi.
ASN di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Tengah (Lamteng) itu dinilai tak netral karena juga menjadi ketua cabang salah satu organisasi kemasyarakatan.
Menurut Sahroni, ada banyak keluhan terkait kegiatan keorganisasian yang dilakukan Musriyatun tanpa koordinasi dengan pejabat setempat.
“Tidak hanya satu atau dua kali saja yang bersangkutan tidak melakukan koordinasi setiap kegiatan di kecamatan (Way Seputih) dan kampung di Way Seputih.”
guru dimutasi
Guru Musriyatun menangis curhat ke presiden gara-gara dimutasi 100 km. (Instagram/unikinfo_id)
“(Sehingga) enam kepala kampung di Way Seputih resah dengan aktivitas Musriyatun yang menggelar pengajian di kampung tanpa mengkonfirmasi mereka satu kali pun,” bebernya dalam keterangan unggahan yang dikutip Indozone.
Karena hal itulah, sejak 27 Januari 2023 lalu, enam kepala kampung menuliskan surat keberatan dan melaporkan Musriyatun.
Pengajian Disisipi Politik
Sahroni juga menjelaskan sebagai ASN, Musriyatun seringkali terlibat dalam politik praktis. Sehingga dikhawatirkan mengganggu kenetralannya.
“Kegiatan pengajian yang digelar oleh yang bersangkutan banyak melibatkan pengurus partai (politik) tertentu, sehingga itu bertentang dengan status (netralitas) dia sebagai ASN,” ungkapnya.
Karena itulah, Sahroni selaku Camat Way Seputih juga mengajukan surat usulan mutasi kepada Bupati Musa Ahmad tertanggal 30 Januari 2023 sebagai bentuk konfirmasi selaku pembina ASN di tingkat kecamatan.
“Sebagai pembina di level kecamatan, saya memfasilitasi ke level atas (Disdikbud) untuk yang bersangkutan bertemu dengan dinas (Disdikbud) di Nuwo Balak (Rumah Dinas Bupati Lamteng) untuk mendapatkan klarifikasi ibu Musriyatun,” imbuhnya.
Ia juga memastikan telah mengkonfirmasi alasan Musriyatun yang menyebut orang tuanya sakit. Padahal tidak demikian.
“Saat itu juga saya datang ke rumah ibu Musriyatun di Kampung Tanjung Krajan (Seputih Banyak), saya ketemu dengan ayuk (kakak) beliau yang bernama Rubi, ia bilang kalau ayahnya sehat dan saat itu sedang mencari rumput (pakan ternak),” tandasnya.
S: INDOZONE.ID