PELITANEWS.CO - Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta hampir selesai. Namun, sejumlah kritikan kerap menimpa Anies Baswe...
PELITANEWS.CO - Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta hampir selesai.
Namun, sejumlah kritikan kerap menimpa Anies Baswedan.
Salah satunya ialah DP 0 rumah program Anies Baswedan.
Malam ini, Jakarta merayakan puncak acara hari ulang tahunnya yang ke 459 di Jakarta International Stadium (JIS), Sabtu (25/6/2022).
Ulang tahun Jakarta kali ini berbeda dari biasanya, karena bertepatan dengan tahun lengsernya Anies Baswedan sebagai gubernur.
Setelah lima tahun memimpin Ibu Kota, Anies Baswedan akan purna tugas pada Oktober 2022 mendatang.
Tribun Jakarta juga turut meramaikan ulang tahun Jakarta yang bertajuk Jakarta Hajatan.
Pada 22 Juni 2022, TribunJakarta.com mengadakan live Youtube bertajuk Warisan Anies di Jakarta selama 4 jam 9 menit 5 detik, termasuk di dalamnya ada diskusi politik yang menghadirkan Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak dan Fraksi PKS DPRD M. Taufik Zoelkifli.
Keduanya membahas tentang program Anies Baswedan selama menjabat, termasuk soal rumah DP 0 Rupiah.
Gilbert menjabarkan data bahwa Anies menjanjikan unit rumah DP 0 Rupiah sebanyak 256.000.
Diskusi Politik Jakarta di acara live Tribun Jakarta dalam rangka memperingati HUT ke 495 Jakarta pada 22 Juni 2022. PDIP menganggap program rumah DP 0 Rupiah ala Anies Baswedan hanya gimik. Bahkan PKS berpendapat senada dengan menyebutnya program gagal.
Namun nyatanya, yang terealisasi tak sampai 1.000 unit.
"Rumah dp 0 rupiah yang baru dibangun yang di Pondok Kelapa, yang di Cengkareng pun bermasalah. Jadi baru 790 yang dibangun dari janji 256.000."
"Jadi belum ada yang mangkrak, tanahnya yang bermasalahnya karena dibeli dengan cara yang tidak baik dan kini diproses KPK," kata Gilbert.
PDIP sudah sejak awal, bahkan sejak masa kampanye Pilkada DKI 2017 sudah menentang program DP 0 Rupiah itu.
Menurutnya, program tersebut tidak mungkin terealisasi, apa lagi jika sasarannya adalah masyarakat berpenghasilan rendah.
"Tetatpi kan sudah ditanya saat itu (debat kandidat), bagaimana Anda bisa melakukan itu, siapa bank yang mau menanggung DPnya," ujar Gilbert.
"Tahun lalu kalau tidak salah, akhirnya masyarakat berpenghasilan rendah dikoreksi. Dari waktu itu (penghasilan minimal) 7 juta dinaikan menjadi 14 juta. Diharapkan dengan begitu mereka bisa mengambil rumah ini," paparnya.
Gilbert menegaskan, dengan segala ketidakmungkinan itu, program rumah DP 0 Rupiah hanya gimik.
"Bukan untuk sebuah program yang bisa dilaksanakan. Saya mengatakan in hanya gimik ya untuk membedakan dengan lawan kampanyenya," kata dia.
Sementara, Taufik Zoelkifli dari PKS yang biasanya selalu membela Anies Baswedan kali ini lepas tangan.
Taufik sepakat dengan Gilbert bahwa rumah DP 0 Rupiah adalah program gagal.
Bukan untuk sebuah program yang bisa dilaksanakan.
"Ini kan sudah 4,5 tahun, saya mengakui itu adalah salah satu program dari Anies Baswedan yang katakanlah gagal," kata Taufik.
Namun di sisi lain, ia seperti otokritik dengan mengatakan gagalnya program rumah DP 0 Rupiah ada peran dari DPRD yang tidak cukup melakukan kontrol dan pengawasan.
"Akan tetapi sebenarnya, ada juga kontribusi dari legislatif atau DPRD, ketika di rapat-rapat atau di tahun pertama, kedua dan ketiga harusnya fungsi kontrol dari kita termasuk PKS itu harusnya bisa memperbaiki program tersebut atau peringatan."
"kalau kemarina da interpelasi, harusnya yang diinterpelasi adalah rumah dp 0 rupiah bukan Formula E," kata Taufik
S:Tribun Sumsel