PELITANEWS.CO - Ustadz Felix Siauw bela pengeroyok Ade Armando, menurutnya kasus tersebut bukan masalah kekerasan, tapi masalah ketidakadil...
PELITANEWS.CO - Ustadz Felix Siauw bela pengeroyok Ade Armando, menurutnya kasus tersebut bukan masalah kekerasan, tapi masalah ketidakadilan.
Selain itu, Ustadz Felix Siauw juga menyebut Ade Armando kerap menyakiti hati umat islam, sok tahu dan tukang cati masalah, serta kebal hukum.
Ustadz Felix Siauw juga membandingkan penganiayaan Ade Armando dengan kasus Novel Baswedan. Ia menila ada ada perlakuan tidak adil dari pihak penguasa kepada keduanya.
Felix Siauw mengatakan, penganiayaan Ade Armando seolah mendapat perlakuan khusus dari penguasa.
Berbeda perlakuan dengan kasus penyiraman air keras sampai membuat lumpuh penglihatan Novel Baswedan, seolah penguasa bungkam.
“Mengabdi ke negara, bertaruh nyawa dan keluarga untuk memerangi koruptor dan maling uang negara. Disiram air keras, cacat permanen seumur hidup. Tidak dianggap masalah serius,” ujar Ustadz Felix Siauw, melalui akun Instagram-nya @felix siauw, dikutip Terkini.id, pada Sabtu, 16 April 2022.
Sementara itu, lanjut Felix, beda perlakuan ketika penganiayaan itu merupakan pembela Presiden Jokowi seperti Ade Armando.
Katanya, Ade Armando seakan menjadi anak emas sampai mendapat dukungan dari elite politik, tokoh publik, pejabat hingga masyarakat luas.
Padahal, menurut Felix, Ade Armando itu tidak lebih adalah seorang yang suka membuat kegaduhan dan memecah belah bangsa.
“Tukang cari masalah, sok tau, pandir dan besar mulut, banyak suara, buat gaduh, menyakiti orang, tapi kebal hukum tanpa proses,” ujar Ustadz Felix Siauw melanjutkan.
Tak sampai di situ, Felix menegaskan bahwa perbincangan ini bukan soal suatu penganiayaan semata, melainkan ketidakadilan yang dipertontonkan oleh penguasa.
“Ini bukan masalah kekerasan, tapi ketidakadilan,” tegasnya.
Seperti diketahui, mantan Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sempat menjalani operasi mata.
Hal itu buntut penyerangan menggunakan air keras ke mata Novel Baswedan pada 11 April 2017 lalu. Akibatnya Novel Baswedan alami kerusakan pada kedua matanya.
Sementara itu, proses penanganannya berhenti hanya pada dua pelaku penyiraman dan belum terungkap siapa dalang di balik kejahatan itu.
S:Makassar terkini