PELITANEWS.CO - Pemerintah pusat menghentikan sementara ekspor batubara ke luar negeri. Ekspor tersebut dihentikan sementara sejak tanggal ...
PELITANEWS.CO - Pemerintah pusat menghentikan sementara ekspor batubara ke luar negeri.
Ekspor tersebut dihentikan sementara sejak tanggal 1 sampai 31 Januari.
Pelarangan ekspor batubara oleh Pemerintah RI inipun mulai berimbas kemana-mana.
Setelah Jepang dan Korea Selatan yang memprotes dan meminta keran ekspor dibuka kembali, kini giliran negara tetangga Filipina ikut merasakan imbasnya.
Filipina yang juga mengimpor batubara dari Indonesia merasa dirugikan dengan kebijakan tersebut.
Berhentinya pasokan batubara bisa menyebabkan energi listrik di negara tersebut bakal berhenti.
Dilansir dari Tribunnews.com. Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi telah mengimbau Indonesia untuk mencabut larangan ekspor batubaranya.
Ia mengatakan kebijakan itu akan merugikan perekonomian yang sangat bergantung pada bahan bakar untuk pembangkit listrik, kata Departemen Energi Manila, Senin.
Indonesia, eksportir batubara termal terbesar dunia menangguhkan ekspor pada 1 Januari setelah perusahaan listrik negara melaporkan tingkat persediaan bahan bakar yang sangat rendah di pembangkit listrik domestiknya.
Melansir Reuters, Senin (10/1), Filipina mengikuti permintaan serupa dari pemerintah Asia lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan.
Seruan tersebut disampaikan Cusi dalam surat yang dikirim melalui Departemen Luar Negeri kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif, kata departemen energi dalam rilis berita, tanpa menyebutkan kapan surat itu dikirim.
Cusi telah meminta departemen luar negeri untuk menengahi dan mengajukan banding atas nama Filipina melalui mekanisme kerja sama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Larangan tersebut mendorong harga batubara di China dan Australia lebih tinggi minggu lalu, sementara sejumlah kapal yang dijadwalkan untuk membawa batubara ke pembeli utama seperti Jepang, China, Korea Selatan dan India berada dalam kondisi limbo di Kalimantan, rumah bagi pelabuhan batubara utama Indonesia.
Filipina, yang masih sangat bergantung pada batubara untuk pembangkit listrik, membeli sebagian besar kebutuhannya dari Indonesia, dan beberapa, lebih mahal, pasokan dari Australia dan Vietnam.
Hampir 70% dari 42,5 juta ton pasokan batubara Filipina pada tahun 2020 diimpor, menurut data pemerintah.
Listrik yang dihasilkan oleh batubara terdiri dari sekitar 60% dari bauran listrik negara, dan pada tahun 2021 negara tersebut memasok 2,3 juta ton per bulan dari Indonesia untuk bahan bakar pembangkit listriknya, kata departemen energi.
Senator Win Gatchalian, yang mengepalai komite energi Senat, telah meminta departemen energi untuk menyiapkan langkah-langkah darurat karena larangan ekspor, termasuk mencari pemasok potensial lainnya.
Jepang dan Korsel
Negara pengimpor batubara asal Indonesia kini mulai gerah dengan kebijakan pelarangan ekspor bahan bakar tersebut dari Indonesia.
Setelah Jepang, kini Korea Selatan memprotes pelarangan ekspor batubara sejak 1 Januari 2022 hingga 31 Januari 2022.
S:Tribun Kaltim