PELITANEWS.CO - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menyebut bahwa dulu waktu Orde Baru Presiden Soeharto lengser karena...
PELITANEWS.CO - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menyebut bahwa dulu waktu Orde Baru Presiden Soeharto lengser karena Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Selama lebih 20 tahun lalu, Said berharap ada perubahan baik setelah orde baru. Tetapi menurutnya justru malah tak demikian.
“Harapan itu menjadi lebih baik, malah menurut saya KKN itu berpindah menjadi ‘Kodok’,” tuturnya lewat Tayangan YouTuber MSD, Sabtu (6/11).
Apa sih ‘Kodok’ itu? Ternyata ‘Kodok’ menurut Said adalah singkatan dari Korupsi, Oligarki, Dinasti, Otoritarian dan Koncoisme.
Ia juga menyebut bahwa ‘Kodok’ itu fase terakhir dari cebong, “Larva berubah menjadi ‘cebong’, cebong berubah menjadi kodok, dan kodok tinggal menunggu mati,” kata Said Didu.
Ternyata peristilahan ‘kodok’, kata Said, lebih tepat dibandingkan ‘cebong’ untuk diberikan pada pemerintahan yang tengah berkuasa saat ini.
“Jadi sebenarnya lebih bagus rezim ‘Kodok’ daripada rezim ‘cebong’. Kodok gayanya adalah menendang ke bawah, menyingkirkan ke samping, dan menjilat ke atas. Jadi itu agak sempurna sebagai istilah,” ujar Said Didu.
Menurut Said, rezim Kodok membuat Indonesia dikelola tanpa etika, “Negara yang dikelola tanpa etika itu tinggal menunggu kehancurannya dan negara ini sudah hancur-hancuran dalam segala hal,” ucap Said Didu.
“Bayangkan bahwa sekarang jika ada kritik tentang korupsi, buzzer menyerang, kritik pernyataan pemerintah yang aneh-aneh buzzer menyerang, bahkan istana ikut menyerang. Coba bayangkan, yang menyuarakan tentang etika dan hukum malah diserang oleh jukis dan buzzer yang dipelihara,” tuturnya lagi. [Al/Ltf]
S:Trotoar.id