PELITANEWS.CO - Seorang mahasiswa di Bogor yang terpapar radikalisme, Putra (nama samaran) nyaris membunuh orang tuanya lantaran dilarang k...
PELITANEWS.CO - Seorang mahasiswa di Bogor yang terpapar radikalisme, Putra (nama samaran) nyaris membunuh orang tuanya lantaran dilarang ke Suriah untuk melakukan Jihad.
Peristiwa itu disampaikan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan. Ia mengaku mendapatkan laporan dari masyarakat terkait tingkah mahasiswa Bogor tersebut.
Adapun Putra, kata Ken, adalah keponakan Polisi yang menjabat Wakapolres dan tantenya adalah polwan dengan pangkat Kombes berdinas di Mabes Polri.
Ken menjelaskan, sebelum terpapar Radikalisme Putra adalah pemuda yang taat dan penurut pada orang tua serta rajin beribadah.
Mungkin Anda menyukai ini:
“Keluarga kemudian mendapati perubahan drastis pada anaknya, terjadi penyimpangan perilaku menurut kawan-kawan,” kata Ken.
Mengutip Arrahmahnews.com, Putra saat kuliah sering berdialog dengan frontal dan memojokan, menyalahkan pemerintah maupun aparat.
“Semua yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat (menurut Putra) salah,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Ken, Putra juga pernah mengecat dinding rumahnya yang semula putih lalu diganti dengan warna cat hitam dan di tengahnya ditulis kalimat tauhid.
“Putra selalu marah-marah ketika minta dana dan tidak dikasih, dan tidak segan-segan untuk melempar perabot rumah tangga,” ungkapnya.
Bahkan, menurut Ken, pemuda itu juga pernah menendang dan memukul kedua orang tuanya yang sedang salat berjamaah di rumah.
“Sampai lebam-lebam dan memar karena tidak dikasih dana untuk keluar negeri dengan alasan jihad. Sempat ambil senjata tajam tapi berhasil direbut oleh orang tuanya,” ujar Ken.
Curiga dengan kelakuan anaknya, kedua orang tua Putra pun lantas menggeledah kamar anaknya itu.
Kedua orang tuanya pun menemukan surat wasiat pamitan yang ditulis Putra. Dalam surat itu, anaknya tersebut hendak berangkat ke Suriah untuk berjihad.
Ken menambahkan, pihak keluarga kemudian menghubungi Hotline NII Crisis Center di 0898-5151-228 dan meminta untuk berdialog dengan Putra agar bisa kembali normal seperti sedia kala.
“Lewat rehabilitasi, akhirnya Putra menyadari kesalahannya dan mulai kembali normal walaupun belum sepenuhnya,” ujarnya.
S:Makassar Terkini